EVOLUSI, DIFUSI, ASIMILASI & AKULTURASI

TEORI-TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN

Definisi
            Evolusi kebudayaan bisa didefinisikan sebagai suatu perubahan atau perkembangan, seperti perubahan dari bentuk sederhana menjadi kompleks. Perubahan itu bersifat lambat, paradigma yang berkaitan dengan konsep evolusi adalah evolusionalisme yang berarti cara pandang yang menekankan evolusi menjadi lebih baik atau lebih maju dari konstruk yang sederhana ke yang lebih kompleks.
            Teori evolusi menggambarkan bahwa perubahan kebudayaan terjadi secara perlahan-lahan dan bertahap. Setiap masyarakat mengalami proses evolusi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, masing-masing masyarakat menunjukkan kebudayaan yang berbeda-beda. Stratifikasi sosial akan terlihat dari salah satu masyarakat yang dikenal telah maju dan masyarakat yang lain yang dianggap masih belum maju.

Proses Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
            Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic), atau dapat juga dipandang seolah-olah dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak besar saja (macroscopic). Proses evolusi sosial-budaya yang dianalisis secara detail disebut “proses-proses berulang” di dalam ilmu antropologi.

Proses-proses Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
            Di seluruh dunia tidak ada suatu masyarakat yang semua warganya seratus persen taat kepada adat untuk selamanya. Kita mengerti bahwa justru keadaan-keadaan yang menyimpang demikian merupakan pangkal dari proses-proses perubahan kebudayaan masyarakat pada umumnya. Penyimpangan pada suatu ketika menjadi demikian recurrent sehingga masyarakat tidak dapat mempertahankan adatnya lagi, maka masyarakat terpaksa memberi konsekuensinya, dan adat serta aturan diubah sesuai dengan desakan keperluan-keperluan baru dari individu individu dalam masyarakat.
            Konsep antara dua wujud dari tiap kebudayaan, yaitu: (i) kebudayaan sebagai suatu kompleks dari konsep norma-norma, pandangan-pandangan dan sebagainya, yang abstrak (yaitu sistem budaya) dan (ii) kebudayaan sebagai suatu rangkaian dari tindakan yang konkret dimana individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua sistem tersebut sering ada dalam keadaan konflik satu dengan lain, dan suatu pengertian mengenai konflik antara kedua sistem yang ada dalam tiap masyarakat itu menjadi pangkal untuk mencapai pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.

Teori Evolusi Kebudayaan secara Universal
            Menurut konsepsi tentang evolusi sosial universal, semua hal tersebut harus dipandang dalam rangka masyarakat manusia yang telah berkembang dengan lambat (berevolusi) dari tingkat paling rendah dan sederhana ketingkat-tingkat yang makin lama makin tinggi dan kompleks. Proses evolusi ini akan dialami oleh semua masyarakat manusia dimuka bumi, walaupun dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Teori Evolusi Sosial Universal oleh H. Spencer
Teori evolusi sosial universal oleh H. Spencer mengemukakan 2 teori yaitu sebagai berikut :
1.      Teori tentang evolusi hukum dalam masyarakat.
2.      Teori mengenai asal mula religi.

1.      Teori tentang evolusi hukum dalam masyarakat
Spencer mengatakan bahwa hukum yang ada dalam masyarakat pada awalnya adalah hukum keramat. Selanjutnya masyarakat manusia semakin komples sehingga hukum keramat semakin berkurang pengaruhnya terhadap keadaan masyarakat atau hukum keramat tersebut tidak cocok lagi.
Maka timbullah hukum sekunder yaitu hukum yang berlandaskan asas saling membutuhkan secara timbal balik di dalam masyarakat. Namun karena jumlah masyarakat semakin banyak maka dibutuhkan sebuah kekuasaan otoriter untuk menjaga hukum sekunder tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, timbullah masyarakat beragama sehingga kekuasaan otoriter tidak lagi cukup. Untuk mengatasi hal tersebut, ditanamkanlah suatu keyakinan kepada masyarakat yang mengatakan bahwa kekuasaan otoriter adalah kekuasaan yang bersumber dari hukum keramat.
Pada perkembangan selanjutnya timbullah masyarakat industri, dimana kehidupan manusia semakin bersifat individualis yaitu suatu sifat yang mementingkan diri sendiri tanpa melihat kepentingan bersama. Maka muncullah hukum baru yang berazaskan saling membutuhkan antar masyarakat. Lahirlah suatu hukum baru yang disebut dengan undang-undang.

2.      Teori Mengenai Asal Mula Religi
Spencer mengatakan bahwa religi itu dimulai dengan adanya rasa sadar dan takut akan maut. Evolusi dari religi itu dimulai dari penyembahan kepada nenek moyang ke tingkat penyembahan dewa-dewa. Kebudayaan berevolusi karena didorong oleh suatu kekuatan mutlak yang disebut dengan evolusi universal. Spencer juga memberikan pandangannya terhadap proses evolusi secara umum. Spencer mengatakan dalam evolusi sosial aturan-aturan hidup manusia serta hukum yang dapat dipaksakan dalam masyarakat, adalah hukum yang melindungi kebutuhan para warga masyarakat yang paling cocok dengan masyarakat dimana mereka hidup.

Teori Evolusi Kebudayaan oleh L.H Morgan
            Menurut L.H Morgan, diseluruh dunia keluarga manusia berkembang melalui beberapa tahapan evolusi:
1. Zaman Liar Tua, Zaman sejak adanya manusia-manusia sampai ia menemukan api. Dalam zaman ini manusia hidup dari meramu, mencari akar-akaran dan tumbuh-tumbuhan liar.
2. Zaman Liar Madya, zaman sejak manusia menemukan api , sampai ia menemukan senjata busur-panah. Dalam zaman ini manusia mulai merobah mata pencaharian hidupnya dari meramu menjadi pencari ikan disungai atau menjadi pemburu.
3. Zaman Liar Muda, Zaman sejak manusia menemukan senjata busur panah, sampai ia mendapatkan kepandaian membuat barang-barang tembikar. Dalam zaman ini mata pencaharian hidupnya masih berburu.
4. Zaman Barbar Tua, Yaitu zaman sejak manusia menemukan kepandaian membuat tembikar sampai ia mulai berternak atau bercocok tanam.
5. Zaman Barbar Madya, Yaitu zaman sejak manusia berternak atau bercocok tanam sampai ia menemukan kepandaian membuat benda-benda dari logam.
6. Zaman Barbar Muda, Zaman sejak manusia menemukan kepandaian membuat benda-benda dari logam sampai ia mengenal tulisan.
7. Zaman Peradaban Purba.
8. Zaman Peradaban Masa Kini.

TEORI DIFUSI KEBUDAYAAN
Pengertian
            Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain. Penyebaran tersebut menimbulkan peleburan. Peleburan yang terjadi saat suatu kebudayaan beradaptasi dengan kebudayaan lain sehingga akan mengalami penyebarluasan atau bahkan memunculkan kebudayaan baru. Tipe difusi ada 2 yaitu ekspansif dan difusi penampungan. Difusi ekspansif adalah suatu proses dimana informasi, material dan sebagainya menjalar melalui suatu populasi dari suatu daerah ke daerah lainnya. Sedangkan difusi penampungan adalah proses penyebaran informasi atau material yang di difusikan meninggalkan daerah asal dan berpindah atau ditampung di daerah baru.

Macam-macam Teori Difusi
1. Teori Difusi Rivers (1864-1922)
Metode yang oleh Rivers kemudian diuraikan dalam karangan berjuduk “A Genealogical Method of Anthropological Inquiry” (1910). Metode tersebut lebih dikenal dengan genealogical method yang merupakan alat utama untuk melakukan field work.
2. Teori Difusi Elliot Smith (1871) dan W.J Perry (1887-1949)
Teori ini disebut heliothic theory, meskipun sangat dikecam R.H Lowie, ahli antropologi Amerika, yang menyatakan bahwa teori heliotik itu merupakan teori difusi yang sangat extreme yang tidak sesuai dengan kenyataan, baik dipandang dari hasil penggalian ilmu prehistori maupun dari sudut konsep tentang proses difusi dan pertukaran unsur budaya.

ASIMILASI DAN AKULTURASI
Pengertian
            Asimilasi adalah salah satu bentuk penerimaan atau penyesuaian masyarakat terhadap perubahan sosial atau budaya baru yang datang.
            Akulturasi adalah suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan lama.

Contoh
            Contoh asimilasi adalah perkawinan antarsuku sehingga terjadi pembauran dari kebudayaan masing-masing individu sehingga muncul kebudayaan baru.

            Contoh akulturasi adalah perpaduan seni arsitektur majid Kudus yang merupakan perpaduan antara budaya Hindu dan Islam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMIKIRAN KUHN DAN PLURALISME PARADIGMA

Review Film 10,000 BC